Senin, 12 Juni 2017

Ramadhan : Rahasia di balik bubur Pedas Aceh

Ramadhan : Rahasia di balik bubur Pedas Aceh

Ramadhan : Rahasia di balik bubur Pedas Aceh


Selain kopi dan mienya yang khas, Aceh ternyata juga memiliki makanan lain yang tak kalah unik: Ie Bu Peudah.

Ie Bu Peudah adalah bubur dengan rasa pedas yang diracik dari 44 dedaunan. Bubur ini hanya bisa dinikmati selama bulan Ramadan di Aceh.

"Disebut daunnya ada 44, sebenarnya lebih dari itu,” kata Marzuki, 51 tahun, kepada Rappler, Kamis 8 Juni 2017. Marzuki adalah salah satu pembuat setia Ie Bu Peudah.

Hari itu ia bersama tiga rekannya membuat Ie Bu Peudah di belakang Masjid Guci Rumpong Peukan Baro, Pidie, Aceh. Rappler mengikuti bagaimana bubur pedas Ie Bu Peudah ini dibuat.

Pertama-tama, Marzuki bersama tiga rekannya menyiapkan belanga besar. Belanga tersebut dipanaskan di atas tungku dengan kayu bakar.

Asap yang membumbung dari tungku membuat Marzuki harus berulangkali menyeka kedua matanya. Setelah api membesar dan belanga cukup panas, Marzuki lalu menuangkan air ke dalam belanga.

Lalu, bubuk yang terbuat dari 44 dedaunan dimasukkan ke dalam belanga setelah air mendidih. Marzuki mengatakan dirinya tidak semua hafal nama-nama dedaunan tersebut, hanya beberapa saja.

Marzuki akan meneruskan resep Bubur rasa Pedas ini 

Ramadhan : Rahasia di balik bubur Pedas Aceh

Yang pasti, kata Marzuki, bubuk dedaunan itu adalah bahan utama untuk membuat Ie Bu Peudah. Ia juga mengatakan jika ke-44 dedaunan tersebut telah mengalami proses panjang sebelum dijadikan bahan utama pembuat Ie Bu Peudah.

Daun-daun tersebut mereka cari sebelum Ramadan, lalu dikeringkan dengan cara dijemur di bawah terik matahari. Pengeringan ini bisa memakan waktu hingga 15 hari.

Setelah kering, daun-daun tersebut kemudian ditumbuk hingga menjadi bubuk halus. Penghalusan dedaunan itu tidak bisa menggunakan mesin karena akan mengurangi kadar seratnya.

Bubuk inilah yang dituangkan ke belanga. Beberapa menit kemudian, aroma bubuk mulai menyengat. Marzuki segera menuangkan kunyit yang dihaluskan dan dilanjutkan lada dan garam.
Proses memasak Ie Bu Peudah ini berlangsung selama sekitar satu jam. Berbeda dengan bubur khas Aceh lainnya yang cenderung manis, le Bu Peudah justru terasa pedas di lidah.

Marzuki sendiri salah satu pembuat le Bu Peudah yang setia. Bayangkan saja, ia telah menjadi koki Ie Bu Peudah di desanya dalam 10 tahun terakhir.

Ia memperoleh resep dan ilmu membuat le Bu Peudah dari orang tua terdahulu. "Jadi sudah turun-temurun," ucapnya pelan sambil mengaduk Ie Bu Peudah yang sudah masak.

Menjelang asar, bubur pedas itu pun matang. Warga datang untuk mengambilnya secara gratis. Tidak hanya warga desa setempat yang kebagian, tapi juga warga desa tetangga pun turut mendapatkan jatah.

Sayangnya, kini tak banyak desa yang memasak Ie Bu Peudah saat Ramadan. Hal ini lantaran cara pembuatannya yang sulit. Apalagi harus menyiapkan bubuk 44 dedaunan terlebih dahulu.

"Saya akan meneruskan resep Ie Bu Peudah ini untuk generasi selanjutnya," ujar Marzuki sambil menuangkan bubur kepada warga yang berdatangan mengambil Ie Bu Peudah.


Sabtu, 10 Juni 2017

Tips Aman Berpuasa bagi Penderita Asam Lambung

Tips Aman Berpuasa bagi Penderita Asam Lambung


ada beberapa penelitian ilmiah yang sudah membuktikan berbagi manfaat dari berpuasa salah satunya adalah memberukan waktu istirahat untuk sistem pencernaan. Hal tersebut tentunya sangat baik bagi penderita asam lambung tinggi kerena berpuasa merupakan salah satu cara tepat untuk menyembuhkan penyakit asam lambung. Dengan berpuasa, penderita asam lambung dapat mengatur pila makan yang lebih baik dan teratur, Tidak hanya itu, saat berpuasa juga tubuh dapat memiliki banyak waktu untuk penyembuhan dengan mengganti sel-sel yang rusak. Mencukupi kebutuhan nutrisi tubuh serta membersihkan usus agar mampu menyerap nutrisi yang lebih baik.

Sangat banyak manfaat berpuasa untuk penyakit asam lambunng, maka dari itu penderita asam lambung sebaiknya menjalankan puasa demi kesembuhan penyakit. Selain mengkonsumsi obat pereda asam lambung untuk membantu menjalankan ibadah puasa, adapun beberapa tips berpuasa bagi penderita asam lambung agar mampu menjalankan ibadah puasa tanpa gejala asam lambung naik. 

Tidak perlu berlama lagi, inilah beberapa tips berpuasa bagi penderita asam lambung.

1 Pastikan untuk tidak melewati waktu sahur

Menjalani puasa saat asam lambung naik bisa menjadi sumber kekacauan hari Anda. Untuk menghindarinya, Anda harus makan ketika sahur. Melewatkan makan sahur bisa memperparah asam lambung Anda di siang hari, sebab perut kosong selama seharian. Tak hanya menjadi ‘bekal’ dari puasa, makanan yang masuk ke dalam perut Anda saat sahur juga dapat mencegah asam lambung naik ke tenggorokan.  

2 Segera berbuka ketika sudah waktunya

Setelah tidak makan dan minum selama kurang lebih 12 jam, perut Anda yang kosong tersebut harus segera diisi dengan makanan. Jangan menunda-nunda untuk mengisi perut Anda saat berbuka. Perut butuh mencerna makanan, sehingga asam lambung yang diproduksi bisa langsung digunakan untuk memecah makanan yang masuk.

3 Makan dengan perlahan

Salah satu hal yang harus diingat bila menjalani puasa saat asam lambung naik adalah makan dengan pelan-pelan. Boleh saja lapar saat berbuka puasa, tapi jangan mengikuti nafsu Anda untuk makan terlalu lahap tanpa dikunyah dengan baik. Makanan yang tidak dikunyah dengan benar, malah akan memicu asam lambung meningkat. 

Oleh sebab itu, makanlah dengan perlahan, nikmati makanan Anda, dan Anda pun tidak akan merasakan sakit akibat asam lambung naik.

4 Makan dengan porsi kecil

Mengonsumsi makanan dalam porsi yang kecil namun sering adalah salah satu kunci untuk mencegah asam lambung naik. Meskipun Anda merasa sangat lapar ketika waktu berbuka datang, usahakan untuk tidak terlalu makan banyak terlebih dahulu. Perut Anda perlu waktu untuk mencerna makanannya. Apabila Anda langsung makan dengan porsi banyak seperti ‘balas dendam’ malah akan merangsang naiknya asam lambung.

Begitu pun ketika Anda makan sahur, sebaiknya makan dengan porsi yang kecil-kecil. Jadi, jangan bangun terlalu mepet dengan waktu imsak, sediakan waktu sekitar tiga-dua jam untuk sahur, sehingga Anda juga tidak terburu-buru saat makan makanan Anda.


5 Jangan langsung tidur ataupun rebahan setelah makan

Biasanya rasa kantuk kembali datang ketika waktu sahur usai. Namun sebaiknya Anda menghindari kebiasaan setelah sahur langsung balik ke tempat tidur. Idealnya memang Anda harus menunggu sekitar 3 jam setelah makan bila Anda kembali tidur. Hal ini akan mencegah asam lambung tiba-tiba naik dan mengacaukan ibadah puasa Anda.

6 Hindari hal-hal yang merangsang asam lambung naik

Tidak hanya mengatur porsi makan saja, bagi Anda yang punya riwayat asam lambung naik, maka memilih makanan yang tepat juga harus dilakukan. 

7 Saat tidur, tinggikan kepala Anda

Cobalah untuk meninggikan posisi tidur Anda sekitar 15 cm lebih tinggi dibandingkan biasanya. Jangan menggunakan beberapa tumpukan bantal, karena hanya akan meninggikan bagian kepala saja. Tubuh bagian atas juga harus agak terangkat, sehingga posisi tidur Anda cenderung landai. Hal ini akan mencegah asam lambung naik.

Itulah beberapa tips berpuasa untuk penderita asam lambung. Semoga bermanfaat dan selamat menunaikan ibadah puasa.


Kamis, 08 Juni 2017

Pencakar Langit Ini, Ada Tiga Waktu Berbuka

Pencakar Langit Ini, Ada Tiga Waktu Berbuka


Pencakar Langit Ini, Ada Tiga Waktu Berbuka

Umumnya, waktu berbuka puasa berpatokan pada waktu dikumandangkannya azan Magrib. Namun, di gedung ini, bisa jadi tetangga Anda sudah boleh berbuka sementara Anda sendiri belum.

Kondisi di atas sepintas memang terdengar aneh, namun tidak jika Anda tinggal di Burj Khalifa, yang menjulang setinggi 828 meter. Bagi para pemeluk agama islam yang tinggal di sini, terdapat fatwa yang mewajibkan mereka menyesuaikan waktu berbuka yang terbagi dalam tiga waktu.

Mereka yang tinggal hingga lantai 80 boleh berbuka segera setelah azan Magrib terdengar, sementara penghuni yang tinggal di lantai 81 hingga 150, yang berada pada ketinggian 414 meter sampai 800 meter, harus menunggu dua menit setelahnya. Terakhir, penghuni yang tinggal di lantai 151 ke atas atau di atas 800 meter, harus menunggu tiga menit setelah azan Magrib berkumandang.

“Terlepas dari tempat Anda berada, Anda harus memperhatikan matahari terbenam yang sebenarnya. Anda tak boleh berbuka puasa sampai matahari terbenam, dan sampai Anda benar-benar bisa melihat matahari terbenam tersebut,” katanya.

Hal ini berlaku juga untuk sahur. Mereka yang berada di tempat lebih tinggi akan lebih dulu melihat matahari terbit, ketimbang mereka yang tinggal di lantai bawah. Namun, fatwa ini sebenarnya bukanlah hal baru.

“Ini sama saja seperti saat Anda berada di pesawat, Anda berbuka berdasarkan saat matahari benar-benar terbenam di area Anda sedang terbang. Anda tak boleh berbuka jika matahari masih bersinar terang di tempat Anda dan belum terbenam,” Dr. Al Haddad menjelaskan.

Selain di pesawat, fatwa ini juga berlaku bagi mereka yang tinggal di daerah pegunungan. Penduduk yang tinggal di bagian gunung yang lebih tinggi harus menunggu waktu berbuka lebih lama daripada penduduk yang tinggal di kaki gunung.

Fakta lain yang menarik dari Burj Khalifah terkait dengan ketinggiannya adalah Anda bisa menyaksikan matahari terbenam dua kali. Setelah Anda menyaksikan matahari terbenam di lantai bawah, bergegaslah naik ke lantai tertinggi untuk menyaksikan matahari tenggelam ‘lagi’. Para ilmuwan menjelaskan bahwa fenomena ini terjadi karena bentuk bumi yang bulat.

4 Masjid Unik dari Penjuru Dunia

4 Masjid Unik dari Penjuru Dunia


tempat ibadah sangat penting bagi umat Muslim. Terlebih pada bulan Ramadan seperti saat ini, Umat Muslim berbondong-bondong mendatangi masjid untuk menunaikan ibadah demi meraih pahala berlipat dengan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

Meski berfungsi sama, masjid memiliki bentuk beragam di seluruh dunia. Terkadang arsitektur masjid merupakan hasil percampuran (asimilasi) budaya setempat dengan pembawa agama Islam yang merupakan kaum pendatang.

Percampuran gaya arsitektur tersebut selain memberikan kesan unik, juga menggambarkan bahwa Allah hadir di mana saja. Tak heran, meski beragam, fungsi masjid tetap satu yakni sebagai lokasi menyembah Allah.

Berikut beberapa masjid yang memiliki bentuk cukup tak biasa alis unik, seperti dirangkum dari berbagai sumber:

1. Masjid Larabanga, Ghana


Ini merupakan masjid tertua di Ghana, yang dibangun pada abad ke-13. Ini menjadi salah satu situs agama paling dihormati di negara tersebut. Masjid ini diyakini telah dibangun para pedagang Moor. 

Keistimewaan dari masjid ini, di dalamnya terdapat sebuah Alquran suci kuno yang dibaca sekali dalam setahun atau hanya pada upacara-upacara khusus. Bentuk fasad yang unik, menggaet turis bertandang untuk melihatnya secara langsung.

2. Masjid Missiri, Mali


Masjid ini dibangun sekitar tahun 1928-1930 bagi pasukan tentara Senegal yang tergabung dalam pasukan kolonial Perancis. Tampilan masjid ini lekat dengan arsitektur Islam sub-Sahara.

Para pejabat Perancis kala itu meyakini pembangunan masjid ini bisa mendorong semangat masyarakat, sekaligus memberikan ruang memorial bagi tentara yang meninggal.

Melalui analisis bentuk bangunan, fungsi dan menunjukkan jika Missiri adalah hasil usaha sikap humanisme kolonial Perancis tentang toleransi beragama dan keyakinan bahwa kejujuran moral dapat diungkapkan melalui arsitektur.

3. Masjid Sangkore, Timbuktu


Masjid ini merupakan salah satu dari dua masjid bersejarah di Timbuktu. Dibangun pada awal abad 15 oleh Kekaisaran Mali. Arsitektur masjid ini berbentuk piramida mihrab yang besar.

Masjid ini terkenal sebagai pusat komunitas ilmiah Islam di Timbuktu pada abad ke-16 Masehi dan sering disebut sebagai "Universitas Sankore".

4. Masjid Merah, Srilanka


Masjid ini didesain HL Saibo Lebbe pada 1908. Masjid berlantai dua ini dipengaruhi gaya arsitektur Indo-Saracenic. Pada dasarnya masjid ini mengutip gaya hibrida dari arsitektur asli Indo-Islam dan India, dan menggabungkannya dengan kebangkitan Gothic dan gaya Neo-Classical.

Masjid ini juga dikenal Samman Kottu Palli (Masjid bagi umat Islam asal India), selain dikenal dengan Rathu Palliya (Masjid Merah). Nama terakhir ini menggambarkan warna dominan yang hadir pada desainnya. 

Peramu Taktik Jitu Perang Badar Al-Khabab bin Al-Mundzir

Peramu Taktik Jitu Perang Badar Al-Khabab bin Al-Mundzir


Peramu Taktik Jitu Perang Badar Al-Khabab bin Al-Mundzir

Memenangkan satu peperangan tak hanya berbekal kekuatan. Taktik jitu dibutuhkan demi bisa meraih kemenangan pertempuran.

Seperti kisah yang menceritakan seorang pemuda Al-Khabab bin Al-Mundzir. Bagaimana dia memberanikan diri memberikan pandangan  perihal taktik menghadapi musuh saat Perang Badar dan membawa Umat Islam pada kemenangan.


Ketika pagi menyingsing dan matahari mulai memperlihatkan sinarnya, beberapa pasukan muslim mempersiapkan diri untuk berangkat ke medan tempur melawan pasukan kafir Quraisy yang selama ini menzalimi mereka.

Sama sekali tidak ada ketakutan pada raut wajah mereka. Menjadi syahid dalam peperangan pada saat itu adalah hal yang sangat diidamkan oleh setiap muslim.

Pasukan itu dipimpin langsung Rasulullah SAW. bersama para sahabat-sahabat tercintanya. Mulai Abu Bakar, Umar bin Khatab, Ali bin Abi Thalib dan beberapa sahabat yang lainnya. Mereka lah para sahabat yang disebutkan dalam Al-Quran sebagai As-Sabiqunal Awwalun yang sudah mendapatkan jatah khusus Allah ke surga-Nya.

Para pasukan itu sebenarnya dipersiapkan untuk menghentikan laju kafilah dagang kafir Quraisy yang dipimpin Abu Sufyan. Namun ternyata kafilah dagang Abu Sufyan lebih memilih jalur memutar agar tidak bertemu dengan pasukan Islam.

Rasul pun mengarahkan pasukannya menuju bukit Badar. Sebuah bukit yang berada di dekat kota Madinah. Namun sayangnya, masih ada beberapa pasukan yang lebih menyarankan Rasul untuk menunggui kafilah dagang Abu Sufyan saja. Hingga muncullah teguran dari Allah:

“Dan (ingatlah), ketika Allah menjanjikan kepadamu bahwa salah satu dari dua golongan (yang kamu hadapi) adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekuatan senjata lah yang untukmu,dan Allah menghendaki untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayat-Nya dan memusnahkan orang-orang kafir”.

Sehingga mereka pun bersepakat untuk tetap berangkat menuju mata air Badar dan mengabaikan kafilah dagang Quraisy yang dipimpin Abu Sufyan.

Setibanya di mata air Badar, Rasulullah pun memerintahkan pasukannya untuk mencari posisi yang tepat sebagai pos pertahanan mereka. Rasulullah kemudian menjadikan lembah badar sebagai pos pertahanan mereka. Yakni tepatnya di sumur pertama yang dilalui mereka.

Peramu Taktik Jitu Perang Badar Al-Khabab bin Al-MundzirNamun, datanglah seorang pria pejuang pemberani kepada Rasulullah SAW. Nampaknya pria ini telah memiliki rencana lain selain rencana yang telah diputuskan oleh Rasulullah.

Pria itu bernama Al-Khabab bin al-Mundzir. Ia dengan hati-hati bertanya kepada Rasul. Ia tidak ingin menjadi sahabat yang membantah titah dan perintah Rasulullah SAW.

“Wahai Rasulullah , ampunilah aku jika terlalu lancang bertanya kepadamu. Wahai Rasul, apakah tempat ini adalah tempat yang diwahyukan oleh Allah SWT kepadamu sehingga engkau tidak bisa menolaknya atau tempat ini hanyalah pendapat pribadimu yang merupakan bagian dan siasat perang?”

Rasulullah SAW kemudian menjawab, “Bukan wahai Khabab, ini hanyalah pendapatku semata. Ini bukan wahyu dari Allah”

Dia pun menjawab, “Jika benar begitu, bolehkah aku berpendapat wahai Rasul?”

Pria ini kemudian melanjutkan pertanyaannya dengan tenang dan hati-hati. Ia takut jika pendapatnya ini menyakiti perasaan Rasul atau mungkin tidak diterimanya.

Usulan Al-Khabab bin al-Mundzir

“Wahai Rasul, menurut pendapat ku, tempat ini bukan merupakan tempat yang baik. Kita seharusnya berada di tempat yang lebih dekat dengan sumber air. Mari kita bawa pasukan menuju sumber air. Setelah sumber air kita kuasai, kita tutup sumber air itu. Setelah itu kita harus membuat kolam yang kita isi dengan air dari sumber itu. Posisi ini akan sangat menguntungkan pasukan kita, karena persediaan air kita bisa terjamin sedangkan mereka tidak. Sehingga mereka akan kehausan karena kehabisan persediaan air.”

Usulan Khabab ini sangat diapresiasi Rasulullah. Tanpa fikir panjang, Rasulullah kemudian memerintahkan pasukannya sesuai dengan arahan dan pendapat Khabab.

Dan akhirnya taktik Khabab pun berhasil. Pasukan muslim mendapatkan persediaan air yang cukup selama berperang. Sedangkan kafir Quraisy kehausan dan kelaparan karena sumber air itu telah ditutup.

Kamis, 01 Juni 2017

Sajian Khas Buka Puasa Warga Bogor

Sajian Khas Buka Puasa Warga Bogor



Ramadan penuh dengan sajian makanan yang lezat, nikmat dan segar. Hidangan semacam kolak, kolang kaling, kurma serta timun suri, menjadi menu santapan utama yang umum saat berbuka.

Di Bogor, Jawa Barat, ada sajian makanan khas yang hanya muncul di bulan Ramadan.

Salah satunya mi glosor. Mi bertekstur lembut ini selalu ada hampir di setiap rumah sebagai salah satu menu favorit untuk berbuka puasa.

Jika mi biasa terbuat dari tepung terigu, mi glosor terbuat dari tepung sagu, berwarna kuning bening dan kenyal. Karena teksturnya yang licin saat disantap seperti menggelosor di kerongkongan.

Pelengkap makanan ini adalah sambel kacang dan gorengan, seperti bakwan atau orang Bogor menyebutnya bala-bala maupun dengan tempe goreng tepung.

Selain gorengan, makanan ini juga biasa disantap dengan krupuk berukuran besar, namanya krupuk asoy.

Mi glosor juga kerap menjadi menu andalan yang tidak bisa dilewatkan para pedagang takjil.

Opick misalnya, penjual takjil di Jalan Malabar, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor ia tidak pernah absen menjajakan mi glosor saat Ramadan.

Mi berwarna warna kuning alami dari kunyit ini menjadi hindangan favorit untuk berbuka puasa.

"Mi glosor paling diburu masyarakat sebelum azan Magrib," kata Opick.

Menurut Opick, makanan yang memiliki rasa kenyal dan bentuknya khas itu biasa disajikan dengan kerupuk asoy dan aneka gorengan.

Risda, penjual takjil di Ahmad Sobana, Bantarjati, Kota Bogor mengaku mi bertekstur kenyal dan bentuknya yang khas akan diburu masyarakat sebelum azan Magrib berkumandang sebagai penanda berbuka puasa.

"Setiap Ramadan pasti banyak yang beli mi glosor buat buka puasa," ujar Risda.

Risda mengatakan, mi glosor memang hanya dijual saat Ramadan sebagai salah satu menu favorit buka puasa.

"Kalau hari biasa jarang sekali. Di pasar juga sama," ucap Risda.